Jumat, 06 Mei 2016

PERILAKU MENYAYANGI DI MATA AGAMA















 

Setiap manusia mau tua muda, pria, wanita, kaya miskin dan semua golongan dalam masyarakat semua berhak merasakan cinta dan kasih. Perasaan tersebut terkadang membuat manusia bahagia, tapi juga bisa membuatnya sedih dan merana. Oleh sebab itu, tiap makhluk hidup harus siap untuk mengambil segala resiko yang akan terjadi pada saat memutuskan untuk mencintai. Merupakan sifat baik yang mewarisi semua kebaikan, perasaan yang tak bisa digambarkan oleh kata-kata. Terdapat sesuatu yang murni, putih, tulus dan suci yang timbul tanpa adanya paksaan atau adanya sesuatu yang dibuat-buat.
Ayat Al-Quran tentang cinta sejati wajib direnungi maknanya. Berisi tentang emosi dari kasih sayang yang kuat dan ketertarikan pribadi. Perasaan yang tidak ada seorangpun bisa mengetahui kapan datangnya, bahkan sang pemilik perasaan sekalipun. Jika kita sudah mengenalnya, kita akan menjadi orang yang paling berbahagia di dunia dan akhirat. Namun, bila tak terbalas, seseorang akan merasa sedih dan akan kehilangan gairah hidup.

Banyak orang yang rela berkorban demi cinta dan kasih sayang. Perasaan tersebut seringkali membuat hati menjadi galau. Antara bahagia, senang, sehingga hati bak berbunga-bunga membuat bibir ini kerap tersenyum. Ada pula yang merasa bingung dibuatnya. Bahkan yang lebih parah adalah melanggar aturan ayat suci Al Quran dengan melakukan seks bebas dan zina atas nama cinta. Padahal itulah cinta yang ternoda oleh hawa nafsu birahi.

Cinta sejati kepada Allah Ta’ala dan Nabi SAW merupakan anugerah yang tak ternilai harganya. Rasa tersebut tidak dapat diucapkan dengan kata-kata, tidak dapat dideskripsikan dengan bahasa apapun. Ayat Al Quran tentang cinta menjelaskan sebuah perasaan dari dalam sanubari lubuk hati yang terdalam. Sehingga bisa membawa melayang dengan mimpi indah dan kebahagiaan. Berikut ini adalah beberapa ayat Al Quran tentang cinta dan kasih sayang:
  1. “Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang”. (Al-Fatihah: 1)
  2. “Katakanlah (Wahai Rasulullah), Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu”. (Ali Imron: 31)
  3. “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik”. (Ali Imron:14)
  4. “Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu Yang menciptakan kamu dari satu jiwa dan darinya Dia menciptakan jodohnya, dan mengembang-biakan dari keduanya banyak laki-laki dan perempuan; dan bertakwalah kepada Allah swt. yang dengan nama-Nya kamu saling bertanya, terutama mengenai hubungan tali kekerabatan. Sesungguhnya Allah swt. adalah pengawas atas kamu”. (An Nisa: 2)
  5. “Dan diantara tanda-tanda kekuasaanNya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikanNya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir”. (Ar-Ruum: 21)
  6. “Dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (menikah) dari hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin, maka Allah Swt akan mengkayakan mereka. Dan Allah Maha Luas (pemberianNya) dan Maha Mengetahui”. (An Nur: 32)
  7. “Dan segala sesuatu kami jadikan berpasang-pasangan, supaya kamu mengingat kebesaran Allah”. (Adz Dzariyaat: 49)
Ayat Al Quran tentang cinta dan kasih sayang sebenarnya tidaklah selalu terkait dengan usia. Seringkali justru manusia merasa semakin kekanakan dikala usia bertambah tua. Karena kedewasaan bukan semata hanya dipandang dalam kemapanan hidup saja. Atau dipandang dalam bertambahnya pengalaman yang dimiliki. Kedewasaan jauh lebih bermakna dibandingkan hanya sekedar materi dan kuantitas. Kedewasaan adalah masalah kualitas dalam kita berpikir, berkata, dan berperilaku.


Berikut Di Bawah Ini 8 Pengertian Cinta Di Dalam Qur'an Dan Hadist:



1.- Cinta mawaddah adalah jenis cinta mengebu-gebu, membara dannggemesi Orang yang memiliki cinta jenis mawaddah, maunya selalu berdua, enggan berpisah dan selalu ingin memuaskan dahaga cintanya. Ia ingin memonopoli cintanya, dan hampir tak bisa berfikir lain.

2. - Cinta rahmah adalah jenis cinta yang penuh kasih sayang, lembut, siap berkorban, dan siap melindungi. Orang yang memiliki cinta jenis rahmah ini lebih memperhatikan orang yang dicintainya dibanding terhadap diri sendiri. Baginya yang penting adalah kebahagiaan sang kekasih meski untuk itu ia harus menderita. Ia sangat memaklumi kekurangan kekasihnya dan selalu memaafkan kesalahan kekasihnya. Termasuk dalam cinta rahmah adalah cinta antar orang yang bertalian darah, terutama cinta orang tua terhadap anaknya, dan sebaliknya. Dari itu maka dalam al Qur an , kerabat disebut al arham, dzawi al arham , yakni orang-orang yang memiliki hubungan kasih sayang secara fitri, yang berasal dari garba kasih sayang ibu, disebut rahim (dari kata rahmah). Sejak janin seorang anak sudah diliputi oleh suasana psikologis kasih sayang dalam satu ruang yang disebut rahim. Selanjutnya diantara orang-orang yang memiliki hubungan darah dianjurkan untuk selalu ber silaturrahim, atau silaturrahmi artinya menyambung tali kasih sayang. Suami isteri yang diikat oleh cinta mawaddah dan rahmah sekaligus biasanya saling setia lahir batin-dunia akhirat.

3. - Cinta mail, adalah jenis cinta yang untuk sementara sangat membara, sehingga menyedot seluruh perhatian hingga hal-hal lain cenderung kurang diperhatikan. Cinta jenis mail ini dalam al Qur an disebut dalam konteks orang poligami dimana ketika sedang jatuh cinta kepada yang muda (an tamilu kulla al mail), cenderung mengabaikan kepada yang lama.

4. -  Cinta syaghaf. Adalah cinta yang sangat mendalam, alami, orisinil dan memabukkan. Orang yang terserang cinta jenis syaghaf (qad syaghafaha hubba) bisa seperti orang gila, lupa diri dan hampir-hampir tak menyadari apa yang dilakukan. Al Qur an menggunakan term syaghaf ketika mengkisahkan bagaimana cintanya Zulaikha, istri pembesar Mesir kepada bujangnya, Yusuf.

5. - Cinta ra fah, yaitu rasa kasih yang dalam hingga mengalahkan norma-norma kebenaran, misalnya kasihan kepada anak sehingga tidak tega membangunkannya untuk salat, membelanya meskipun salah. Al Qur an menyebut term ini ketika mengingatkan agar janganlah cinta ra`fah menyebabkan orang tidak menegakkan hukum Allah, dalam hal ini kasus hukuman bagi pezina (Q/24:2).

6. - Cinta shobwah, yaitu cinta buta, cinta yang mendorong perilaku penyimpang tanpa sanggup mengelak. Al Qur an menyebut term ni ketika mengkisahkan bagaimana Nabi Yusuf berdoa agar dipisahkan dengan Zulaiha yang setiap hari menggodanya (mohon dimasukkan penjara saja), sebab jika tidak, lama kelamaan Yusuf tergelincir juga dalam perbuatan bodoh, wa illa tashrif `anni kaidahunna ashbu ilaihinna wa akun min al jahilin (Q/12:33).

7. - Cinta syauq (rindu). Term ini bukan dari al Qur an tetapi dari hadis yang menafsirkan al Qur an. Dalam surat al `Ankabut ayat 5 dikatakan bahwa barangsiapa rindu berjumpa Allah pasti waktunya akan tiba. Kalimat kerinduan ini kemudian diungkapkan dalam doa ma tsur dari hadis riwayat Ahmad; wa as aluka ladzzata an nadzori ila wajhika wa as syauqa ila liqa ika, aku mohon dapat merasakan nikmatnya memandang wajah Mu dan nikmatnya kerinduan untuk berjumpa dengan Mu. Menurut Ibn al Qayyim al Jauzi dalam kitab Raudlat al Muhibbin wa Nuzhat al Musytaqin, Syauq (rindu) adalah pengembaraan hati kepada sang kekasih (safar al qalb ila al mahbub), dan kobaran cinta yang apinya berada di dalam hati sang pecinta, hurqat al mahabbah wa il tihab naruha fi qalb al muhibbi.

8. - Cinta kulfah. yakni perasaan cinta yang disertai kesadaran mendidik kepada hal-hal yang positip meski sulit, seperti orang tua yang menyuruh anaknya menyapu, membersihkan kamar sendiri, meski ada pembantu. Jenis cinta ini disebut al Qur an ketika menyatakan bahwa Allah tidak membebani seseorang kecuali sesuai dengan kemampuannya, la yukallifullah nafsan illa wus`aha (Q/2:286). Semoga Bermanfaat Untuk Kita Semua Demikianlah 8 Pengertian Cinta Di Dalam Qur'an Dan Hadist Tersebut. 


Daftar Pustaka:
http://karya-mandau.blogspot.co.id/2012/10/8-pengertian-cinta-di-dalam-quran-dan.html 
http://kingofsardi.blogspot.co.id/2013/04/manusia-dan-cinta-kasih-dalam-sudut.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar