Dimanapun
kapan pun dan siapa saja dapat menikniati keindahan. Keindahan adalah
identik dengan kebenaran. Keindahan kebenaran dan kebenaran adalah
keindahan. Keduanya mempunyai nilai yang sama yaitu abadi, dan mempunyai
daya tank yang selalu bertambah. Yang tidak mengandung kebenaran
berarti tidak indah. Karena 1 itu tiruan lukisan Monalisa’tidak indah,
karena dasamya tidak benar. Sudah tentu kebenaran disini bukan kebenaran
ilmu, melainkan kebenaran menurut konsep seni. Dalam seni, seni
berusaha memberikan makna sepenuh-penuhnya mengenai obyek yang
diungkapkan. Keindahan juga bersifat universal, artinya tidak terikat
oleh selera perseorangan, waktu dan tempat, selera mode, kedaerahan atau
lokal.
Keindahan itu
suatu konsep abstrak yang tidak dapat dinikmati karena tidak jelas.
Keindahan itu bare jelas jika telah dihubungkan dengan sesuatu yang
berwujud atau suatu karya. Dengan kata lain keindahan itu barn dapat
dinikmati jika dihubungkan dengan suatu bentuk. Dengan bentuk itu
keindahan dapat berkomunikasi. Jadi, sulit bagi kita jika berbicara
mengenai keindahan, tetapi jelas bagi kita jika berbicara mengenai
sesuatu yang indah.
Jadi
keindahan pada dasamya adalah sejumlah kwalita, pokok tertentu yang
terdapat pada suatu hal. Kwalita yang paling sering disebut adalah
kesatuan (unity), keselarasan (harmony), kesetangkupan (symmetry),
keseimbangan (balance) dan perlawanan (contrast). Dan ciri itu dapat
diambil kesimpulan, bahwa keindahan tersusun dari berbagai keselarasan
dan kebaikan dari garis, wama, bentuk, nada dan kata-kata. Ada pula yang
berpendapat, bahwa keindahan adalah suatu kumpulan hubungan-hubungan
yang selaras dalam suatu benda dan di antara benda itu dengan Si pengamat.
Sifat Keindahan:
Ø Keindahan itu kebenaran (bukan tiruan)
Ø Keindahan itu abadi (tidak pernah dilupakan)
Ø Keindahan mempunyai daya tarik (memikat perhatian orang, menyenangkan, tidak membosankan)
Ø Keindahan itu universal (tidak terikat dengan selera perseorangan, waktu dan tempat)
Ø Keindahan itu wajar (tidak berlebihan dan tidak pula kurang atau menurut apa adanya)
Ø Keindahan itu kenikmatan (kesenangan yang memberikan kepuasan)
Ø Keindahan
itu kebiasaan (dilakukan berulang-ulang. Yang tidak biasa dan tidak
indah namun karena dilakukan berulang-ulang sehingga menjadi biasa dan
indah)
Terumbu Karang
Terumbu
karang merupakan ekosistem laut dangkal yang sangat produktif dan khas
terdapat di daerah tropis. Terumbu karang terbentuk dari endapan-endapan
masif terutama kalsium karbonat (CaCO3) yang dihasilkan oleh organisme
karang (filum Scnedaria, kelas Anthozoa, ordo Madreporaria
Scleractinia), alga berkapur dan organisme-organisme lain yang
mengeluarkan kalsium karbonat, (Nybakken, 1992). Unit dasar dari
pembentuk terumbu adalah polip karang yang bersimbiosis dengan alga yang
hidup pada jaringan karang. Hubungan simbiosis ini adalah faktor kunci
yang menjelaskan persyaratan lingkungan yang ketat bagi pertumbuhan
karang karena alga yang bersimbiosis ini memerlukan cahaya untuk
melakukan fotosintesis dan dengan mudah dapat di musnahkan oleh
sedimentasi.
Ekosistem
terumbu karang merupakan ekosistem yang sangat tinggi produktivitas
organiknya dibandingkan dengan ekosistem lainnya dan juga keanekaragaman
hayatinya. Selain memiliki fungsi ekologis sebagai penyedia nutrien
bagi biota perairan, pelindung fisik, tempat pemijahan, tempat
pengasuhan dan bermain bagi berbagai biota; ekosistem terumbu karang
juga menghasilkan berbagai produk yang mempunyai nilai ekonomi penting
seperti berbagai jenis ikan karang, udang karang, alga, teripang, dan
kerang mutiara.
Selain itu, terdapat beberapa spesies yang berasosiasi dengan terumbu karang – anemon laut, kuda laut, dan lain-lain – yang merupakan bahan pembuatan obat-obatan seperti antibiotik, anticoagulant, antileukemic, cardioactive, dan penghambat pertumbuhan kanker.
Selain itu, terdapat beberapa spesies yang berasosiasi dengan terumbu karang – anemon laut, kuda laut, dan lain-lain – yang merupakan bahan pembuatan obat-obatan seperti antibiotik, anticoagulant, antileukemic, cardioactive, dan penghambat pertumbuhan kanker.
Selain
itu, terumbu karang merupakan sumber dari pembuatan hiasan dari karang
(ornamental corals); karang yang luas dan batu kapur karang yang keras
digunakan sebagai bahan pembuatan jalan dan bangunan serta bahan baku
industri. Karang batu juga ditambang secara intensif untuk pembuatan
kapur. Kegunaan tersebut di atas sering menimbulkan konflik dengan
kebutuhan untuk memelihara terumbu karang guna mendukung produksi ikan
dan mempertahankan struktur fisik terumbu yang berfungsi sebagai
pelindung pantai terhadap abrasi. Pengeksploitasian terumbu karang
dengan jalan mengambilnya akan mengakibatkan terjadinya kerusakan
habitat ikan dan berbagai hewan laut lainnya. Selanjutnya, tutupan
karang menjadi berkurang dan pada akhirnya menurunkan tingkat
produktifitas organisme yang berdiam disana. Lebih dari itu, keindahan
pemandangan taman laut akan memudar sehingga peranan terumbu karang
sebagai atraksi wisata akan menghilang dan berpengaruh negatif terhadap
penerimaan devisa melalui pariwisata bahari.
Terumbu
karang di perairan laut Indonesia diperkirakan seluas 75.000 km2
(Direktur Bina Sumber Hayati, 1997) dengan potensi lestari sumber daya
ikan sebesar 25-45 ton/km2/tahun pada kondisi yang masih baik. Pada
kondisi terumbu karang yang mengalami kerusakan berat produksi ikan akan
turun secara drastis menjadi sekitar 2-5 ton/km2/tahun. Pada terumbu
karang yang baik panenan lestari yang dianjurkan adalah 20
ton/km2/tahun, (Soekarno et. al, 1995). Jika terumbu karang di Indonesia
sebagian besar dalam keadaan baik maka dapat dibayangkan betapa besar
produksi ikan yang bisa dihasilkan setiap tahun.
Namun
kenyataan menunjukkan bahwa tinggal 7 persen dari seluruh terumbu karang
di Indonesia yang kondisinya sangat baik, sementara sisanya sebagian
besar dalam keadaan jelek dan sangat jelek, (Suharsono, 1996). Jika
dihitung secara ekonomis maka nilai terumbu karang saat ini kurang lebih
70 ribu dolar Amerika per kilometer persegi dari hasil perikanan,
pariwisata dan sebagai pelindung pantai terhadap abrasi. Total nilai
terumbu karang Indoneisa paling sedikit 4,2 miliar dolar Amerika yang
setiap tahun mengalami penurunan paling sedikit 12 juta dolar akibat
kerusakan. Jika penangkapan dengan racun diganti dengan cara yang ramah
lingkungan maka keuntungan yang akan dicapai diperkirakan sebesar 14,8
juta per tahun, (Republika, 12 Februari 2000).Walaupun memiliki banyak
kelebihan dan kegunaan, terumbu karang merupakan ekosistem yang rapuh
dan mudah rusak akibat tekanan dari aktifitas manusia baik secara
langsung maupun tidak langsung. Beberapa faktor penyebab kerusakan
ekosistem terumbu karang secara tidak langsung yang berasal dari
aktifitas manusia adalah sedimentasi, limbah industri dan rumah tangga,
limbah air panas, hydrocarbon, pestisida, herbisida dan limbah radio
aktif. Sementara faktor penyebab secara langsung kerusakan terumbu
karang akibat perbuatan manusia adalah penambangan batu karang untuk
pembuatan kapur dan penambangan pasir; pengambilan karang dan kerang
untuk koleksi dan perdagangan; penangkapan ikan dengan jaring murami,
racun, tombak, dan bahan peledak; dan dampak sampingan dari pengembangan
pariwisata seperti pembuangan jangkar pada saat menyelam, menginjak
karang bagi penyelam pemula dan sebagainya.
Daftar Pustaka:
http://alam-saiful.blogspot.co.id/2012/04/keindahan-dalam-estetika-kebudayaan-dan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar