Sabtu, 22 Desember 2018

KRITIK ARSITEKTUR TIPIKAL

Metode Kritik Tipikal

Studi tipe bangunan saat ini telah menjadi pusat perhatian teoritikus dan sejarawan arsitektur karena desain menjadi lebih mudah dengan mendasarkannya pada tipe yang telah standard, bukan pada innovative originals ( keaslian inovasi).

Menurut Alan Colquhoun (1969), Typology & Design Method, in Jecks, Charles, "Meaning in Architecture", New York: G. Braziller: Type pemecahan standard justru disebut sebagai desain inovatif. Karena dengan ini problem dapat diselesaikan dengan mengembalikannya pada satu convensi atau (type standard) untuk mengurangi kompleksitas.

Typical Criticsm diasumsikan bahwa ada konsistensi dalam pola kebutuhan dan kegiatan manusia yang secara tetap dibutuhkan untuk menyelesaikan pembangunan lingkungan fisik.

Elemen Kritik Tipikal 
 1.  Struktural (Struktur) 
      Tipe ini didasarkan atas penilaian terhadap lingkungan berkait dengan penggunaan material dan pola yang sama.
              -  Jenis bahan 
              -  Sistem struktur
              -  Sistem utilitas dan sebagainya.  

 2.  Function (Fungsi)


       Hal ini didasarkan pada pembandingan lingkungan didesain untuk aktifitas yang sama. Misalnya sekolah akan dievaluasi dengan keberadaan sekolah lain yang sama.

             -  Kebutuhan pada ruang kelas
             -  Kebutuhan auditorium
             -  Kebutuhan ruang terbuka dsb.

  3.  Form (Bentuk)

  • Diasumsikan bahwa ada tipe bentuk - bentuk yang eksestensial dan memungkinkan untuk dapat dianggap memadai bagi fungsi yang sama pada bangunan lain.
  • Penilaian secara kritis dapat difokuskan pada cara bagaimana bentuk itu dimodifikasi dan dikembangkan variasinya.
  • Sebagai contoh bagaimana Pantheon telah memberi inspirasi bagi bentuk - bentuk bangunan yang monumental pada masa berikutnya.
Keuntungan Metoda Kritik Tipikal
  • Desain dapat lebih efisien menggantungkan pada tipe tertentu.
  • Tidak perlu lagi mencari panduan ketika mendesain.
  • Tidak perlu menentukan pilihan - pilihan visi baru lagi.
  • Dapat mengidentifikasi secara spesifik setiap kasus yang sama.
  • Tidak memerlukan upaya yang membutuhkan konteks lain.
Kerugian Metoda Kritik Tipikal
  • Desain didasarkan pada solusi yang minimal.
  • Sangat bergantung pada tipe yang sangat standard.
  • Memiliki ketergantungan yang kuat pada satu tipe.
  • Tidak memiliki pemikiran yang segar.
  • Sekedar memproduksi ulang suatu pemecahan.
  
Mengkritik Menggunakan Elemen Kritik Tipikal Dari Segi Fungsi Pada Bangunan Kantor Kelurahan:  

Kantor Kelurahan Tomang




Kantor Kelurahan Tomang, Jakarta terletak di jalan Mandala Selatan IV, Kelurahan Tomang, Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat. Kantor baru dengan tiga lantai ini dibangun untuk menggantikan kantor lama yang berlokasi di jalan Gelong Baru Raya. Kelurahan Tomang ini memiliki luas wilayah 1.88 km2, terdiri dari 8,841 Keluarga, 173 RT, dan 16 RW.

Dilihat dari segi bentuk, kantor kelurahan Tomang ini memiliki desain atap tradisional yang berbentuk limas dengan genteng berwarna merah. Pada setiap lantai bagian luarnya diberi kanopi dengan material genteng merah.


Kantor Keluarahan Nusukan

Kantor Kelurahan Nusukan, Surakarta, Jawa tengah ini terletak di jalan Sriwijaya Utara II No. 6, Nusukan, Banjarsari, Kota Surakarta, Jawa Tengah. Dilihat dari bentuk sangat terlihat bentuk atap yang menggunakan desain atap tradisional dengan genteng berwarna merah.

Kesimpulan

Dilihat dari segi analisis menggunakan metoda kritik tipikal bahwa kantor Kelurahan Tomang dan Kelurahan Nusukan merupakan sama - sama bangunan pemerintah yang berfungsi sebagai sarana pelayanan masyarakat dengan beberapa kesamaan desain atap yang menggunakan desain atap tradisional.Sehingga kedua bangunan kantor kelurahan tersebut sudah memenuhi kriteria stardard bangunan Kelurahan di Indonesia.

Daftar Pustaka
http://syakurfsykr.blogspot.com/2017/01/kritik-arsitektur-metode-kritik-tipikal.html
http://radar-subekti.blogspot.com/2014/01/kritik-arsitektur-kritik-tipikal.html
           
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar